Meskipun bisa dicegah dan diobati, penyakit TBC masih terus mengintai masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, TBC telah menyebabkan 93 ribu kematian setiap tahunnya.
Tak hanya itu, jumlah penderita TBC di dunia dan Indonesia juga terus meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, total penderitq TBC mencapai 824 ribu orang. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus nomor 3 terbanyak di dunia setelah India dan Tiongkok.
TB termasuk penyakit kronis, sifatnya tidak akut. Gejalanya bisa muncul dengan tiba-tiba, biasanya gejala yang kita temukan pada pasien sudah lebih dari 2 minggu sengan gangguan lain seperti sesak, nyeri dada, nafsu makan turun dan berat badan turun.
Proses pengobatan pasien TBC membutuhkan waktu yang lama. Karenanya dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat, pengobatan yang tidak tuntas bisa menyebabkan TBC Resisten Obat sehingga proses penyembuhannya bisa menjadi lebih sulit.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan eliminasi TBC pada tahun 2050 mendatang. Upaya ini dilakukan dengan melakukan Skrining kontak erat, penemuan kasus di fasyankes, serta meningkatkan kepatuhan pasien TB minum obat.
Di masa pandemi, penderita TBC merupakan salah satu kelompok rentan terinfeksi COVID-19. Untuk memberikan perlindungan yang optimal, penderita TBC yang telah sembuh ataupun yang masih menjalani pengobatan, diperkenankan mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Syaratnya harus mendapatkan rekomendasi dari dokter untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak atau tidak layak diberikan vaksin COVID-19. Apabila telah mendapatkan rekomendasi dari dokter, segera vaksinasi ya.
#Healthies, TBC adalah penyakit yang bisa dicegah dan obati. Yuk berartisipasi aktif dalam pencegahn TBC dengan menerapkan perilaku, Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres (CERDIK) setiap saat.
Salam sehat!
Sumber : Kementrian Kesehatan RI