Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 11 Jan 2025 09:06 WIB

Waspada! Diabetes Mengintai Generasi Muda Akibat Gaya Hidup Tak Sehat


					Waspada! Diabetes Mengintai Generasi Muda Akibat Gaya Hidup Tak Sehat Perbesar

JENTERANEWS.com – Angka penderita diabetes melitus (DM) di Indonesia, khususnya di kalangan usia muda, menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Gaya hidup yang tidak sehat, terutama pola makan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi faktor utama pemicu penyakit metabolik ini.

Dokter Faisal Parlindungan, M.Ked(PD), Sp.PD-KR, menekankan bahwa konsumsi makanan dan minuman tinggi gula serta lemak berkontribusi signifikan terhadap risiko diabetes. “Pola makan tidak sehat dengan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula ataupun lemak dapat menjadi salah satu faktor penyebab diabetes,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2), jenis diabetes yang paling umum, sangat erat kaitannya dengan pola hidup. Resistensi insulin, kondisi di mana tubuh kurang responsif terhadap insulin (hormon pengatur gula darah), merupakan mekanisme utama terjadinya DMT2. Akibatnya, gula darah tidak dapat dikendalikan dengan baik, memicu berbagai komplikasi kesehatan.

Beberapa kebiasaan yang memicu resistensi insulin antara lain konsumsi gula dan karbohidrat berlebihan, kurang berolahraga, konsumsi lemak berlebihan, dan merokok. Kurangnya asupan sayur juga memperburuk kondisi ini, mengingat sayuran kaya serat yang berperan memperlambat penyerapan gula. “Akibatnya insulin tidak bisa mengendalikan kadar gula darah sehingga terjadi DMT2,” jelas dr. Faisal.

Kebiasaan mengonsumsi jajanan tinggi gula dan lemak, ditambah minimnya aktivitas fisik, menjadi kombinasi berbahaya yang mengancam kesehatan generasi muda. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 bahkan menunjukkan angka perokok aktif di kalangan muda mencapai 56,5 persen. “Yang jelas bukan merupakan gaya hidup yang sehat karena menjadi risiko dari banyak penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain,” tegas dr. Faisal.

Selain faktor-faktor tersebut, berat badan berlebih juga meningkatkan risiko DMT2. Dokter Faisal juga menjelaskan jenis diabetes lainnya, seperti DM tipe 1 (penyakit autoimun), DM gestasional (terjadi pada kehamilan), dan DM akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

Guna menekan risiko diabetes, dr. Faisal merekomendasikan pembatasan konsumsi gula tambahan maksimal 50 gram atau setara 4 sendok makan per hari. Ia juga mengingatkan pentingnya penyesuaian konsumsi karbohidrat dengan kebutuhan kalori harian, idealnya di rentang 45-60 persen.

Data SKI 2023 mencatat prevalensi diabetes pada penduduk berusia di atas 15 tahun terus meningkat. Pengukuran kadar gula darah menunjukkan angka 11,7 persen, naik dari 10,9 persen pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Peningkatan ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih waspada dan segera menerapkan gaya hidup sehat demi mencegah diabetes dan penyakit terkait lainnya.(*)

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Gigi Berlubang: Penyebab, Dampak, dan Solusi Efektif Mengatasinya

13 Januari 2025 - 09:30 WIB

Kebiasaan Rebahan dan Malas-malasan di Usia Muda Tingkatkan Risiko Demensia di Hari Tua

12 Januari 2025 - 15:24 WIB

Waspada Dehidrasi pada Anak Saat Perubahan Musim: Kunci Pemulihan dan Imunitas yang Optimal

3 Januari 2025 - 09:31 WIB

Sukabumi, jentera news

Mencegah Serangan Jantung: Kendalikan Faktor Risiko dan Ikuti Saran Ahli

3 Januari 2025 - 07:48 WIB

Sukabumi jentera News

Ancaman Generasi Mager: Penyakit Degeneratif Mengintai Kaum Muda Akibat Kurang Gerak

30 Desember 2024 - 08:39 WIB

Mengapa Kita Lebih Mudah Terserang Flu di Musim Dingin? Studi Ungkap Mekanisme Biologisnya

29 Desember 2024 - 18:15 WIB

Trending di Kesehatan