JENTERANEWS.com – Semangat optimisme dan kerja keras para petani di Desa Cidolog, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berbuah manis dalam gelaran Panen Raya Pepaya California, Kamis (25/9/2025). Acara ini menandai puncak keberhasilan program pemberdayaan ekonomi desa yang diinisiasi melalui sinergi strategis antara Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN, IPB University, dan para petani lokal, yang kini berhasil menembus pasar ritel modern dan membuka cakrawala baru bagi kesejahteraan desa.
Program agribisnis ini bukan sekadar seremoni panen, melainkan manifestasi dari sebuah ekosistem terpadu dari hulu hingga hilir. Dijalankan di atas total lahan 3,8 hektar yang tersebar di tiga wilayah—Ciamis (1,4 hektar), Banjar (1 hektar), dan Indramayu (1,4 hektar)—program ini telah menunjukkan hasil finansial yang signifikan. Khusus di Ciamis, produksi pepaya telah mencapai 1,5 hingga 2 ton per minggu, memberikan potensi pendapatan bagi petani antara Rp5,25 juta hingga Rp12,75 juta per bulan. Sementara itu, wilayah Banjar dan Indramayu masing-masing menyumbang produksi stabil sekitar 1 ton per bulan.

Suasana Panen Raya Pepaya California di Ciamis yang menjadi bukti keberhasilan program kemitraan YBM BRILiaN dan IPB University dalam membangun ekonomi desa yang mandiri dan berkelanjutan.
Keberhasilan ini ditopang oleh model pendampingan komprehensif yang mencakup pelatihan Good Agricultural Practices (GAP), penguatan kelembagaan petani dalam bentuk koperasi, hingga inovasi pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair. Lebih dari itu, telah dibangun unit usaha pascapanen yang profesional untuk melakukan sortasi, grading, dan pengemasan, memastikan produk yang sampai ke konsumen memiliki kualitas terbaik.
CEO Program YBM BRILiaN Komoditas Pepaya, Angger Dwi Santoso, yang juga bertindak sebagai pendamping lapang, menegaskan bahwa pencapaian ini adalah buah kerja sama solid berbagai pihak. “Panen raya ini bukan sekadar perayaan hasil pertanian, melainkan perayaan optimisme dan keyakinan bahwa petani mustahik bisa naik kelas, mandiri, dan mampu masuk pasar modern,” ujarnya. Ia mengapresiasi peran YBM BRILiaN, IPB University, Pemerintah Daerah, mitra ritel Indomaret, serta koperasi lokal yang bahu-membahu mewujudkan tujuan bersama.
Dukungan dari sektor hilir menjadi kunci penentu keberhasilan program. Microeconomic Manager PT Indomarco Prismatama (Indomaret), Anom Ari Wibowo, menyatakan kekagumannya terhadap hasil panen. “Panen raya pepaya ini cukup mengejutkan. Kami melihat pasar yang luas dan berharap produktivitas pepaya binaan IPB semakin meningkat untuk memenuhi permintaan konsumen,” ungkapnya. Kemitraan ini memastikan para petani mendapatkan akses pasar yang jelas dan berkelanjutan.
Dari sisi akademis, IPB University memastikan program ini tidak hanya kuat dalam produksi, tetapi juga dalam menjaga kualitas dan konektivitas pasar. Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, Dr. Handian Purwawangsa, menyoroti keunggulan spesifik produk dari Ciamis.
“Ciri khas pendampingan IPB adalah memastikan petani terhubung dengan pasar. Alhamdulillah, pepaya dari Ciamis ini sering mendapat pujian karena rasanya manis dan berbeda dengan pepaya dari luar Jawa. Kualitas ini sudah dipercaya hingga Jabodetabek bahkan Purwakarta,” jelasnya.
Rasa kepemilikan program juga tumbuh subur di tingkat komunitas. Warga Cidolog, didukung Koperasi Mekar Mulya IPB, bahkan berinisiatif menggagas Lomba Budidaya Pepaya. Langkah ini dinilai strategis untuk memperluas pengetahuan agrikultur, memperkuat jaringan produksi antarpetani, dan menjaga integritas pasar secara kolektif.
Ahmad Daelami, Manager Program YBM BRILiaN, menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan perwujudan dari amanah dana sosial yang dikelola. “YBM BRILiaN hadir dari dana orang-orang baik di BRI. Tujuan kami adalah mendorong pertumbuhan nilai sosial dan ekonomi agar kemaslahatan umat bisa tercapai,” katanya.
Acara panen raya yang dihadiri oleh jajaran pejabat IPB University, perwakilan PT Indomarco Prismatama, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, serta kelompok tani dari tiga kabupaten ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi yang terencana mampu menciptakan model ekonomi desa yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan.(*ADV*)