JENTERANEWS.com – Ratusan hektar lahan persawahan di Desa Kertamukti, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, terancam gagal panen. Hingga kini, lahan-lahan tersebut belum bisa ditanami akibat kerusakan parah pada saluran irigasi. Merespons kondisi darurat ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Yudi Sastro, langsung turun ke lapangan pada Sabtu (31/5) untuk berdiskusi dengan kelompok tani “Harapan Mekar”.
Diskusi yang digelar di Kampung Cilulumpang RT 001/008, Desa Kertamukti ini menjadi sorotan utama bagi para petani yang sudah lama menantikan solusi. Hadir dalam pertemuan tersebut berbagai pihak penting, mulai dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, UPTD, BPP, para penyuluh pertanian Kecamatan Warungkiara, Babinsa, Kepala Desa Kertamukti, BPD, Gapoktan, hingga puluhan petani setempat.
Para petani mengungkapkan keluhan utama mereka: rusaknya saluran irigasi sekunder Daerah Irigasi (DI) Warungkiara sepanjang kurang lebih 9 kilometer. Saluran vital ini melintasi tiga desa, yaitu Desa Ubrug, Bojongkerta, dan Kertamukti. Akibat kerusakan ini, sekitar 500 hektar sawah yang bergantung pada irigasi tersebut belum bisa digarap dan ditanami hingga saat ini.
“Kami sangat berharap ada normalisasi total terhadap saluran irigasi ini agar kami bisa kembali berproduksi,” ujar salah seorang petani dengan nada penuh harap.
Menanggapi keluhan tersebut, Dirjen Yudi Sastro menegaskan bahwa Kementan sedang menindaklanjuti arahan langsung dari Presiden RI. “Hari ini kita menjalankan amanah dari Pak Presiden. Beliau menekankan agar pola tanam panen terus dilakukan untuk mencapai target produksi beras nasional tahun ini. Target kita adalah swasembada pada 2025, tanpa impor beras dan jagung,” jelas Yudi kepada awak media usai diskusi.
Yudi mengakui bahwa permasalahan utama yang dihadapi petani di Warungkiara adalah kekurangan air akibat irigasi yang bermasalah. Ia memastikan bahwa permasalahan ini akan segera dibawa ke meja diskusi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Insya Allah pada 2 Juni nanti kita akan melakukan desk bersama Kementerian PU dan BBWS. Semua data sudah kita catat—titik kerusakan, cakupan luas area, hingga dampaknya. Ini akan menjadi target dalam program rehabilitasi irigasi nasional,” terang Yudi.
Pemerintah pusat menargetkan optimalisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi di seluruh Indonesia seluas 2 juta hektar pada tahun ini. Dirjen Yudi berharap, jika data dan rekomendasi segera rampung dan instruksi presiden keluar, maka normalisasi irigasi di Warungkiara bisa dimulai dalam waktu dekat.
“Petani itu sebenarnya nggak usah disuruh tanam kalau airnya ada. Mereka pasti tanam. Jadi tugas kita sekarang pastikan air tersedia,” pungkas Yudi, mengakhiri diskusinya dengan optimisme bahwa solusi bagi petani Warungkiara akan segera terealisasi.(*)
Reporter: Ridwan| Redaktur: Hamjah