JENTERANEWS.com – Desa Wisata Hanjeli kembali dikunjungi mahasiswa dari berbagai negara seperti Jepang, Malaysia, Thailand, India dan Turkmenistan. Kunjungan tersebut implementasi Summer Program “Sustainable Geo Heritage” Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
” mahasiswa kita ajak menikmati olahan bubur hanjeli sebagai pembuka dilanjutkan mengisi buku tamu dengan Scan Barcode bukti penggunaan digitalisasi di desa wisata hanjeli, walaupun dikampung kami harus melek teknologi digital agar data bisa terekam dengan baik dan dasar pengembangan kedepan” jelas Abah Asep founder Yayasan Rumah Hanjeli indonesia

Mahasiswa saat belajar numbuk hanjeli
Abah Asep menjelaskan tentang penamaan Hanjeli dari berbagai negara misalnya dari Thailand disebut ADLAI, kalau di Malaysia disebut JELAI, di Jepang disebut HATOMUGI,
” kami jelaskan kandungan gizi hanjeli, kandungan proteinnya dua kali lipat daripada beras biasa, kalsiumnya 3 kali lilat dari beras sawah. lalu kita jelaskan juga sejarah hanjeli termasuk hubungannya dengan sejarah Bunker Waluran dan sejarah Kerajaan Galuh dan yang paling utama adalah sebagai kekayaan (Bio Diversity) Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp)” paparnya

Mahasiswa belajar tanam hanjeli dengan pola Ngaseuk
Acara di lanjut belajar tanam hanjeli dengan pola Ngaseuk dan mengenal panen dengan dua cara yaitu dengan menggunakan Ani-ani serta dengan golok atau parang.
” Kegiatan selanjutnya adalah menumbuk dan menampi hanjeli dipandu oleh Mak Entun dan Mak Ubed sebagai tim kami, tak hanya itu mahasiswa juga belajar menggoreng rengginang krispi dan membuat souvenir berbahan dasar hanjeli,” tuturnya..(*)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.