JENTERANEWS.com – Peringatan keras datang dari Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, terkait kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri di Kabupaten Sukabumi. Kawasan lindung yang seharusnya menjadi benteng alam, kini menyusut secara signifikan, memicu kekhawatiran akan bencana ekologis yang lebih besar.
“Kondisi DAS Cimandiri sangat mengkhawatirkan. Dari 124 ribu hektare kawasan lindung pada tahun 2010, kini hanya tersisa 28 ribu hektare setelah perubahan fungsi pada tahun 2022,” ungkap Hanif dengan nada prihatin saat mengunjungi Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/3/2025).
Penyusutan drastis ini, menurut Hanif, telah mengubah wajah DAS Cimandiri dan meningkatkan risiko bencana alam. DAS Cikaso pun mengalami nasib serupa, dengan daerah resapan air menyusut dari 29 ribu hektare menjadi hanya 2 ribu hektare.
“Bayangkan saja, apa yang akan terjadi dengan kondisi seperti ini,” imbuh Hanif, menggambarkan betapa gentingnya situasi lingkungan di Sukabumi.
Hanif menjelaskan bahwa bencana alam besar yang melanda Sukabumi pada Desember 2024 dan Maret 2025 menjadi pemicu untuk melakukan review menyeluruh terhadap kondisi lingkungan. Ia akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan langkah-langkah mitigasi yang tepat.
“Bencana yang terjadi sudah cukup menjadi justifikasi untuk segera mengambil tindakan,” tegasnya.
Kawasan Cimandiri, dengan 9 ribu hektare daerah rawan tanah bergerak, menjadi sorotan utama. Hanif menekankan perlunya pengendalian ketat agar tidak memicu bencana yang lebih dahsyat.
Sebagai langkah awal, Hanif menginstruksikan Bupati Sukabumi untuk segera mengevaluasi titik-titik rawan di DAS Cimandiri dan Cikaso. Hasil evaluasi ini akan menjadi dasar bagi pemerintah pusat dan provinsi untuk mengambil tindakan konkret.
“Kami akan menugaskan Bupati Sukabumi untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Laporan dari evaluasi ini akan menjadi dasar bagi kami untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya, berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten,” jelas Hanif.
Penyusutan kawasan lindung di Sukabumi bukan sekadar angka-angka statistik. Ini adalah alarm bagi kita semua untuk bertindak cepat dan menjaga kelestarian lingkungan. Masa depan Sukabumi, dan kita semua, bergantung pada tindakan kita hari ini.(*)
[Rudi]