Menu

Mode Gelap

Penelitian · 30 Jun 2024 10:57 WIB

Komnas KIPI mengungkapkan pendapatnya mengenai kematian seorang bayi berusia 3 bulan di Sukabumi setelah menerima imunisasi


					Poto ilustrasi Perbesar

Poto ilustrasi

JENTERANEWS.com – Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) mengungkapkan pendapatnya mengenai laporan kematian bayi berusia 3 bulan di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal setelah menerima imunisasi. Bayi laki-laki bernama MKA meninggal beberapa jam setelah menerima empat jenis vaksin.

Hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menyatakan bahwa bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan telah menerima vitamin K dan vaksin hepatitis B.

Imunisasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi ini adalah imunisasi ganda, yaitu pemberian lebih dari satu jenis vaksin dalam satu kunjungan. Pemberian imunisasi ini meliputi 4 jenis vaksin (BCG, DPT-HB-Hib, Polio, Rotavirus) untuk melengkapi status imunisasi dan mengejar imunisasi yang belum diterima.

Menanggapi laporan dugaan kematian bayi yang terkait dengan imunisasi ganda, audit kausalitas telah dilakukan oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI.

“Audit KIPI telah dilakukan oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI. Berdasarkan informasi yang ada, hasil audit belum dapat menyimpulkan penyebab kematian dan apakah ada hubungan dengan imunisasi. Rekomendasinya adalah melakukan autopsi,” kata Prof Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI seperti yang dikutip dari laman Sehat Negeriku.

Namun, keluarga almarhum Bayi MKA tidak setuju dengan rencana autopsi. Hal ini terjadi setelah keluarga mencabut tuntutan kepada polisi.

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) juga telah mengambil sampel vaksin yang diberikan kepada almarhum Bayi MKA. Pengambilan sampel ini dilakukan untuk menilai kualitas vaksin.

“BPOM juga telah mengambil sampel vaksin yang diberikan kepada almarhum Bayi MKA. Sampel ini akan diuji kualitasnya. Jadi, sedang dilakukan uji kualitas,” tambah Prof Hindra.(*)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Warga Temukan Jasad Pria Hilang di Palabuhanratu, Sempat Dicari Tim SAR

3 Mei 2025 - 18:57 WIB

Jasad Ama (54), pria yang dilaporkan hilang, dievakuasi oleh tim SAR dan warga setelah ditemukan di sekitar satu kilometer dari rumahnya di Kampung Cikari, Palabuhanratu

ASN Jabar Diminta ‘Gaspol’ Sejak Sahur, Jam Kerja Ramadan 2025 Dimajukan!

3 Maret 2025 - 08:33 WIB

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan perubahan jam kerja ASN selama bulan Ramadan 2025, dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan kesehatan pegawai.

Mitos dan Fakta Seputar Tabung Gas 3 Kg

18 Februari 2025 - 11:15 WIB

Tabung gas LPG 3 kg, pilihan populer masyarakat Indonesia karena harga terjangkau dan praktis. Namun, konsumen perlu waspada terhadap praktik penipuan dan kebocoran.

Waspada BPKB Aspal! Kenali 3 Ciri BPKB Asli untuk Hindari Penipuan

18 Februari 2025 - 07:15 WIB

Hologram pada BPKB asli akan terlihat jelas dan tidak berubah warna saat diterawang.

Perpres Publisher Rights Blunder, Wina Armada: Karpert Merah Kehancuran Pers Indonesia

30 April 2024 - 15:21 WIB

Perpres Publisher Rights Blunder, Wina Armada: Karpert Merah Kehancuran Pers Indonesia

Jadwal Imsakiyah Kabupaten Sukabumi Bulan Maret 2024

11 Maret 2024 - 11:17 WIB

Jadwal Imsakiyah Kabupaten Sukabumi Bulan Maret 2024
Trending di Penelitian
error: Content is protected !!