JENTERANEWS.com – Puluhan warga Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, harus menjalani bulan Ramadan dan kemungkinan besar merayakan Idul Fitri tahun ini di hunian sementara (Huntara) yang serba terbatas. Bencana pergerakan tanah yang terjadi pada 4 Desember 2024 lalu telah merenggut tempat tinggal mereka, memaksa mereka untuk mengungsi ke Huntara yang dibangun seadanya.
Kepala Desa Neglasari, Lili Rahman, mengungkapkan bahwa 24 kepala keluarga (KK) dengan total 58 jiwa, yang berasal dari Kampung Karikil dan Kampung Nangwer, kini tinggal di Huntara yang terletak di Kampung Puncak 12. “Warga Kampung Karikil ada 13 KK dan dari Kampung Nangwer 11 KK. Sudah pasti mereka akan merayakan Lebaran di Huntara,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Huntara tersebut dibangun secara darurat menggunakan kerangka bambu dan dinding terpal, dengan ukuran sekitar 4×4 meter per unit. Kondisi ini tentu jauh dari kata layak, terutama untuk tempat tinggal jangka panjang. Pembangunan Huntara ini merupakan hasil kolaborasi antara relawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, dan Pemerintah Desa (Pemdes) Neglasari.
“Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebelumnya telah dibangun sumur bor oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) pada tahun 2024. Pemdes mengupayakan membeli mesin sedot dan memasang pipa sepanjang 60 meter untuk mengalirkan air ke Huntara. Sementara kebutuhan listrik diambil dari KWH yang terpasang di Sistem Air Bersih (SAB),” tambah Lili Rahman.
Kebutuhan pangan menjadi perhatian utama. Pada awalnya, bantuan sembako mengalir dari berbagai pihak, termasuk relawan, Forkopimcam, BPBD, dan anggota DPRD. Namun, persediaan tersebut kini mulai menipis. “Persediaan sembako saat ini masih terus kami upayakan agar warga tetap tercukupi,” kata Lili Rahman.
Sebelumnya, warga terdampak sempat mengungsi di Sekolah Dasar (SD) setempat. Namun, pada awal Maret, mereka dipindahkan ke Huntara. Hingga kini, mereka belum bisa kembali ke rumah masing-masing karena kondisi tanah yang masih labil dan berisiko.
Pemdes Neglasari terus memantau kondisi warga, terutama kesehatan mereka. Beberapa warga dilaporkan mengalami gangguan pernapasan dan telah mendapatkan perawatan di Puskesmas Purabaya. “Kami terus memantau kondisi mereka, terutama kesehatan. Jika ada yang sakit, langsung kami bawa ke puskesmas,” ujar Lili Rahman.
Di tengah keterbatasan, warga tetap berusaha menjalankan ibadah puasa dan menyambut Idul Fitri dengan penuh ketabahan di Huntara. Mereka berharap pemerintah daerah, provinsi, atau pusat segera memberikan solusi permanen agar mereka dapat kembali memiliki tempat tinggal yang layak dan aman.(*)