JENTERANEWS.com – Warga di Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, menjerit akibat tegangan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang terus menurun drastis dalam empat bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan berbagai perangkat elektronik rumah tangga tak berfungsi optimal, bahkan terancam rusak.
Syamsul, seorang warga Desa Curugkembar, menjadi salah satu korban dari permasalahan ini. Ia mengungkapkan bahwa tegangan listrik di kediamannya hanya menyentuh angka 140 Volt, jauh di bawah standar ideal 198–231 Volt. Akibatnya, aktivitas sehari-hari terganggu signifikan.
“Kulkas tidak dingin maksimal, lampu redup, pompa air pun tak bertenaga. Sudah hampir empat bulan saya melaporkan masalah ini ke PLN pos Sagaranten, namun responsnya jalan di tempat,” keluhnya kepada Jenteranews.com, Kamis (25/4/2025).
Keluhan serupa datang dari Agus, warga Desa Tanjungsari. Ia menyoroti dampak paling parah pada pompa air miliknya. “Siang hari pompa air mati total, baru bisa berfungsi setelah pukul 23.30 WIB malam. Ini sangat menyulitkan,” ujarnya dengan nada frustrasi.
Agus menyayangkan sikap PLN yang dinilai lebih fokus pada promosi ketimbang kualitas layanan. “Kami tidak hanya butuh potongan listrik gratis seperti yang diberikan pada Januari dan Februari lalu. Yang lebih penting adalah tegangan listrik yang stabil agar peralatan kami tidak rusak,” tegasnya.
Rahmat, warga Desa Mekartanjung, menambahkan bahwa ketidakstabilan tegangan ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi menimbulkan bahaya. “Listrik ‘spaning’ bisa merusak perangkat elektronik, meningkatkan konsumsi listrik, bahkan memicu kebakaran akibat panas berlebih pada kabel dan komponen listrik. Sistem keamanan rumah pun bisa terganggu,” paparnya dengan nada khawatir.
Warga Kecamatan Curugkembar berharap PLN segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini. Mereka mendesak adanya langkah konkret untuk memulihkan kualitas layanan dan menghindari kerugian lebih lanjut.
Menanggapi keluhan warga, petugas PLN pos Sagaranten, Yana, menjelaskan bahwa penurunan tegangan disebabkan oleh gangguan trafo di wilayah Lembursitu. “Saat ini, beban listrik dialihkan dari trafo 2 ke trafo 4, dan sejak pemindahan tersebut, tegangan memang menjadi drop,” ungkap Yana. Ia menambahkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di Curugkembar, tetapi juga melanda wilayah Kecamatan Cidadap.
“Kami sedang berupaya maksimal untuk memperbaiki trafo tersebut,” pungkas Yana, tanpa memberikan kepastian kapan perbaikan akan selesai. Ketidakpastian ini tentu menambah kekecewaan dan keresahan di kalangan pelanggan yang sudah berbulan-bulan hidup dalam ketidaknyamanan akibat tegangan listrik yang tak kunjung stabil.(*)
Laporan: Amzh
Editor: Hamjah