JENTERANEWS.com – Kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Bogor, pada Selasa malam (4/2/2025) lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Salah satunya adalah keluarga Ahmad Taufik, warga Pabuaran, Sukabumi. Meski telah mengikhlaskan kepergian Taufik, kesedihan masih jelas terlihat saat tim Jenteranews.com mengunjungi kediaman mereka, Sabtu (15/2/2024).
Ahmad Taufik adalah satu dari delapan korban jiwa dalam tragedi tersebut. Di rumah duka, di kampung Pasirbitung Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi, keluarga korban tampak masih berurai air mata. Namun, mereka berusaha tegar dan menerima takdir.
Yulia, istri almarhum, menceritakan bahwa suaminya memang sering bekerja di luar daerah sebagai kuli bangunan. Lima hari sebelum kejadian, Taufik berada di rumah. Yulia mengungkapkan firasat aneh yang dirasakannya pada hari keberangkatan sang suami. “Almarhum makan sampai tujuh kali hari itu,” ujarnya.
Taufik berangkat sekitar pukul 17.30 WIB. Ia diantar sepeda motor ke Ancaen, desa Hegarmanah, kecamatan Sagaranten, tempat mobil jemputan telah menanti untuk membawanya kembali bekerja di Tangerang.
Yulia mengaku tidak mengetahui kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya. Ia bahkan sempat menelepon Taufik, namun nomornya tidak aktif. “Saya pikir HP suami saya itu habis baterai karena saya tahu HP suami saya cepat lowbat,” kata Yulia.
Keesokan harinya, Yulia baru mendapat kabar duka dari saudaranya yang datang ke rumah. “Saya kan jarang buka media sosial, dan jarang mengikuti update berita saya mendapatkan kabar tersebut dari saudara saya yang datang kerumah sengaja memberi kabar,” ujarnya.
Jenazah Taufik sulit diidentifikasi karena luka bakar 100 persen. Keluarga harus menunggu hasil tes DNA. Selama sepuluh hari penantian, Yulia berharap cemas, berharap suaminya tidak menjadi salah satu korban. Namun, takdir berkata lain. Hasil DNA mengonfirmasi bahwa Taufik adalah salah satu korban tewas.
Jenazah Taufik akhirnya tiba di rumah duka pada Sabtu (15/2) sekitar pukul 01.00 WIB dan telah dimakamkan.
Kepala Desa Pabuaran, Dede Hidayat, mengenang Taufik sebagai sosok yang baik, ramah, dan aktif di lingkungan. Ia juga menjabat sebagai ketua RT. Dede dan warga lainnya terus memberikan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Kami sangat berduka atas kepergian Ahmad Taufik. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucap Dede.
Kisah Ahmad Taufik adalah satu dari sekian banyak kisah pilu di balik kecelakaan maut GT Ciawi 2. Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan keselamatan di jalan raya.(*)