JENTERANEWS.com – Nasib nahas menimpa seorang bayi laki-laki berusia tiga bulan di Kota Sukabumi. Bayi tersebut meninggal dunia diduga setelah suntik imunisasi. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pun turun tangan menangani hal tersebut.
Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/6/2024) lalu di Puskesmas wilayah Kelurahan Sukakarya, Kota Sukabumi. Bayi laki-laki yang bernama Muhammad Kenzie Arifin itu merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Isan Nur Arifin (27) dan Deara Wulandari (27). Ia diduga meninggal dunia setelah mendapatkan empat jenis antigen yaitu BCG, DPT, Polio dan Rotavirus.
Kabar mengenai penanganan oleh Komnas KIPI disampaikan Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji. Dia menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Kenzie.
“Saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada orang tua yang bayinya berumur tiga bulan meninggal dunia, pasca dilakukannya imunisasi. Selanjutnya saya belum bisa lebih banyak menanggapi terkait hal ini karena sekarang masih dalam penanganan Komnas KIPI,” kata Kusmana dalam pesan singkat kepada detikJabar, Sabtu (15/6/2024).
“Kita menunggu hasil evaluasi mereka karena lembaga ini adalah independen. Dari hasil evaluasi nanti kita akan melakukan langkah dan penjelasan selanjutnya,” sambungnya.
Senada dengan Kusmana, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Wita Darmawanti juga mengatakan, kasus itu ditangani oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI.
Proses identifikasi masalah pun dilakukan setelah korban dimakamkan dimulai dari laporan ke Pokja KIPI Kota Sukabumi kemudian berlanjut ke Komda KIPI Jawa Barat hingga Komnas KIPI. Dinkes diwajibkan mengisi beberapa data autopsi verbal sebagai bahan audit khusus lembaga independen tersebut.
“Diminta mengisi formnya itu lengkap sesuai dengan juklak juknis dari sana. Bahkan hari itu kita belum selesai karena banyak ya data-data, vaksinnya, sisa vaksin, suntikannya harus kita siapkan, fotonya segala macam sampai data-data si anak yang satu batch dengan si bayi,” kata Wita.
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh Komnas KIPI. Pihaknya meminta agar semua pihak bersabar dan bijak dalam menghadapi masalah tersebut.
“Prosedurnya seperti itu, kita belum mendapatkan hasil kesimpulannya apa, apakah itu dari human error, apakah dari vaksin atau dari faktor lain nah itu belum diketahui,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Komda KIPI Jawa Barat Kusnandi Rusmil menambahkan, penanganan KIPI ini memang berada di bawah kewenangan Komnas KIPI. Meski demikian, kata dia, secara teori kematian bayi kecil kemungkinan dikarenakan imunisasi.
“Yang berwenang adalah PP KIPI Nasional dalam hari ini oleh Prof Hinky Hindra Irawan Satari. Secara teoritis kematian tidak berhubungan dengan vaksin,” kata Kusnandi.
Dia menjelaskan, pemberian imunisasi secara sekaligus umumnya sudah terjadi di seluruh dunia. Hal itu dilakukan untuk membentuk antibodi anak dari penyakit tertentu.
“Di seluruh dunia, pemberian imunisasi selalu di gabung-gabung. Oleh karenanya vaksin untuk penyakit makin bertambah banyak,” tutupnya.(*)