JENTERANEWS.com – Sejumlah kepala keluarga di Desa Mekartanjung, Kecamatan Curugkembar, harus mulai mencari alternatif hunian baru. sebab, tempat tinggal mereka mengalami pergeseran tanah dan rawan roboh.
Hal itu terjadi karena intensitas hujan tinggi sehingga tanah jenuh udara dan memicu tanah gerak. Informasi yang berhasil dihimpun JenteraNews.com, pergerakan tanah sudah muncul sejak Empat tahun lalu. Terdapat retakan pada pekarangan dan hunian warga, tepatnya di Kampung Pasirgede II RT 01 RW 03 Desa Mekartanjung. Kondisi itu semakin parah sehingga ada satu rumah warga yang terpaksa dirobohkan karena membahayakan.

Kondisi di dalam rumah Suryana, warga kampung Pasirgede II desa Mekartanjung
“Sudah sejak Empat tahun lalu, ada tanda-tanda tanah gerak ini,” ujar Ayi, salah satu warga kepada JenteraNews.com, Senin (18/7/2022).
Ayi mengaku, saya sudah dua kali melakukan perbaikan rumah, karena saya tidak mempunyai tempat lain yang aman untuk memindahkan rumah,” ujarnya

Rumah Ikom tidak bisa dihuni karena rusak berat dampak pergerakan tanah.
Ditempat yang sama Siroj tetangganya Ayi menambahkan, titik awal retakan tanah itu berasal dari sungai Cikaret, area tersebut merupakan area pesawahan.
“Dari sungai Cikaret yang merupakan titik awal pergerakan tanah itu ada sekitar 500 meter ke pemukiman warga, hingga sekarang merembet ke berapa bangunan rumah di kampung ini,” paparnya.
Sementara Kepala Desa Mekartanjung, Edem Solihin Mengatakan, ada sekitar delapan hunian yang kini mengalami retak akibat tanah gerak tersebut. mengaku juga meminta warga untuk mempersiapkan diri jika kondisi ini semakin parah. Dengan kata lain, segera tinggalkan mereka terlebih dahulu saat hujan tiba.
“Saya sudah minta kepada warga untuk mengungsi, ke rumah saudara atau masjid jika nanti kondisi membahayakan,” imbuhnya.
“Tak hanya itu, tanah gerak ini juga mengakibatkan ruas jalan di desa tersebut amblas sekitar 30 sentimeter. Menghasilkan jalan yang beberapa bulan di cor beton sudah rusak kembali, pengaman agar pengguna jalan berhati-hati saat melintas di ruas jalan tersebut,” paparnya.
Dua unit rumah rusak berat, sembilan rumah rusak ringan dan satu bangunan posyandu terdampak retakan. “Satu rumah milik Bapak Ikom (59 tahun), yang di huni oleh 7 orang itu terpaksa di robohkan karena kondisinya sangat mengawatirkan, sementara mereka mengungsi ke rumah anaknya,” terang Edem.

Sekmat Curugkembar, Karmi, melakukan asesmen ke lokasi pergerakan tanah di desa Mekartanjung.
Edem berharap, pergerakan tanah tersebut tidak merembet ke kampung lain, meskipun karakter tanah yang ada di wilayah tersebut tidak jauh beda, “Wilayah kami memang perbukitan, dan pesawahan mudah-mudahan ini tidak terjadi di titik lain,” harapnya.
Sampai saat ini, petugas P2BK Curugkembar, Tagana Curugkembar Pemerintah Desa dan Kecamatan Curugkembar, terus memantau kondisi lokasi pergerakan tanah yang dari waktu ke waktu kontur tanahnya terus berubah. “Kami mengimbau warga berhati-hati terutama saat turun hujan deras cukup lama,” tuturnya..(*)