JENTERANEWS.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp10.000 per porsi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah teruji cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dan ibu hamil. Hal ini berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan di Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak Januari 2024.
“Hasil uji coba kami di Sukabumi menunjukkan bahwa anggaran sebesar itu mampu menyediakan makanan dengan kandungan gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral sesuai kebutuhan harian,” ungkap Dadan.
Uji coba MBG di Sukabumi melibatkan sekitar 3.000 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA. Pelaksanaan program ini melibatkan masyarakat dan usaha katering lokal dalam pengadaan dan penyiapan makanan.
Dadan juga menjelaskan bahwa implementasi anggaran Rp10.000 per porsi di lapangan akan bersifat fleksibel. Artinya, besaran anggaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah. Jika ada daerah yang masih memiliki sisa anggaran, maka dana tersebut dapat dialokasikan ke daerah lain yang membutuhkan, terutama daerah dengan harga bahan baku yang lebih tinggi.
“Anggaran ini tidak untuk membeli paket makanan jadi, melainkan untuk membeli bahan baku segar yang kemudian dimasak di lokasi. Dengan melibatkan masyarakat dan usaha katering lokal, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat,” tambah Dadan.
Program MBG ini menargetkan 457 ribu penerima manfaat di seluruh Indonesia. Pemerintah pusat menanggung seluruh biaya program ini sehingga pemerintah daerah tidak perlu menambah anggaran dari APBD.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan alokasi anggaran MBG sebesar Rp10.000 per anak/ibu hamil per hari. Meskipun idealnya pemerintah ingin mengalokasikan Rp15.000 per anak/ibu hamil per hari, namun kondisi anggaran saat ini memungkinkan alokasi sebesar Rp10.000.
Program MBG merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil. Dengan alokasi anggaran yang tepat dan mekanisme pelaksanaan yang fleksibel, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.(*)