JENTERANEWS.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin, S.H., atau yang akrab disapa RSUD Bunut, tengah berjuang melawan badai permasalahan finansial yang mengkhawatirkan. Di bawah sorotan tajam Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, berbagai praktik yang dianggap merugikan mulai diungkap dan ditindaklanjuti.
Hasil pemeriksaan keuangan terbaru menunjukkan bahwa RSUD Bunut menerima subsidi dari APBD Kota Sukabumi sebesar Rp40,7 miliar per tahun. Dana yang seharusnya kembali ke kas daerah ini, menurut Ayep, justru mengancam keberlangsungan rumah sakit. “Jika tidak segera diperbaiki, dalam empat tahun ke depan, nilai keuangan Bunut bisa menjadi nol,” tegasnya.
Salah satu praktik yang menjadi sorotan adalah pemberian memo gratis kepada pasien atas permintaan pejabat. Ayep dengan tegas menyatakan bahwa praktik ini harus dihentikan. “Tidak ada lagi gratis-gratis, memo-memo. Saya tidak akan mengeluarkan memo apapun,” ujarnya. Selain itu, ia juga menyoroti praktik titipan pegawai yang dianggap tidak profesional. “Karyawannya tidak boleh ada titipan. Boleh masuk dari mana saja, silakan, sesuai dengan ketentuan,” tegasnya.
Gaji direktur RSUD yang sebelumnya mencapai Rp300 juta per bulan, jauh di atas ketentuan yang berlaku, juga menjadi perhatian utama. Ayep berencana untuk menurunkan gaji direktur mendatang. “Kalau tidak mau diturunkan, jangan jadi direktur. Saya cari orang profesional saja,” katanya.
Plt. Direktur Utama RSUD Syamsudin SH, Yanyan Rusyandi, menyatakan komitmennya untuk memperbaiki kondisi rumah sakit. Beberapa langkah telah diambil sesuai instruksi wali kota, termasuk penertiban daftar pasien yang tidak melakukan pembayaran. “Kami menyambut baik kebijakan tersebut sehingga praktik tersebut dapat diputus,” katanya.
RSUD Bunut menargetkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai bagian dari upaya perbaikan finansial. “Tahun ini, EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) harus positif. Dari total pendapatan Rp320 miliar, diharapkan bisa meningkat menjadi Rp350 miliar di tahun pertama. Target jangka panjangnya adalah mencapai Rp500 miliar sesuai rencana strategis,” tutupnya.
Seluruh proses perbaikan RSUD Bunut akan dilakukan secara transparan dan profesional. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan menjadikan RSUD Bunut sebagai rumah sakit yang mandiri dan berkualitas.(*)
Laporan: Awang