JENTERANEWS.com – Kabar duka yang mengejutkan menyelimuti dunia pendidikan di Kabupaten Sukabumi. Windha Tunggara, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenal berdedikasi sebagai Tenaga Pendidik dan menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Akademik di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Sukabumi yang berlokasi di Purabaya, dilaporkan telah berpulang ke Rahmatullah pada Rabu malam, 30 April 2025.
Kepergian almarhum terjadi sekitar pukul 20.00 WIB setelah ia dilarikan ke RSUD R. Syamsudin, SH. (Bunut) Kota Sukabumi. Informasi awal menyebutkan, Winda Tunggara tiba-tiba merasakan sakit yang hebat saat sedang beraktivitas futsal. Dugaan sementara, almarhum mengalami penyakit jantung yang merenggut nyawanya begitu cepat.
Sosok Windha Tunggara dikenal bukan hanya sebagai Akademisi pendidikan, tetapi juga pendidik visioner yang memiliki semangat tinggi dalam memajukan kualitas siswa madrasah. Kepergiannya yang mendadak ini sontak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar MAN 4 Sukabumi, para siswa, serta rekan-rekan yang mengenalnya.
Salah satu yang merasakan kehilangan besar adalah Pimpinan Redaksi JENTERANEWS, Lukman A Salendra. Ia menyampaikan ucapan belasungkawa mendalam atas kepergian sosok yang dikenalnya memiliki pengabdian luar biasa di dunia pendidikan.
“Innalillahi wainna ilaihi Raji’un,” ucap Lukman dengan suara bergetar. “Saya atas nama pribadi dan mewakili kru media online JENTERANEWS, menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya ke Rahmatullah almarhum Winda Tunggara, seorang tenaga pendidik yang memiliki dedikasi tinggi.”
Lukman mengenang almarhum Windha Tunggara bukan sekadar rekan seprofesi, melainkan adik tingkat semasa kuliah di Bandung, teman berdiskusi yang hangat, dan sahabat bersastra. Bahkan, Lukman menyebut almarhum memiliki peran signifikan dalam perjalanan hidupnya. “Atas jasa beliau lah saya balik ke kampung halaman Sukabumi,” ungkap Lukman, menggarisbawahi betapa besar pengaruh almarhum dalam keputusannya kembali dan berkarya di Sukabumi.
Salah satu kenangan paling kuat yang membekas bagi Lukman adalah jasa almarhum dalam menghidupkan komunitas sastra di salah satu kampus perguruan tinggi negeri di Bandung. Kala itu, Lukman menjabat sebagai Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) periode 1997/1998, dan almarhum adalah anggota komunitas tersebut.
“Windha mengusulkan agar ASAS punya sekretariat. Namun karena tidak kunjung diberikan tempat,” cerita Lukman mengenang masa itu, “akhirnya, ide brilian dan agak nekat muncul dari Windha: merombak WC/Toilet di salah satu gedung untuk dijadikan sekretariat!” Gagasan yang tak lazim itu ternyata berhasil, memberikan ruang bagi para anggota ASAS untuk berkumpul dan berkarya. Almarhum Winda Tunggara juga aktif sebagai salah satu penggerak kegiatan sastra, seperti ‘ngamen puisi’, menambah semarak dunia kesusastraan kampus.
Semangat dan dedikasi almarhum tak luntur saat ia mengabdi sebagai pendidik di MAN 4 Sukabumi. Ia memiliki visi mulia untuk memperkaya pengetahuan para siswa madrasah dengan berbagai disiplin ilmu. Lukman menyebut, salah satu inisiatifnya adalah pembentukan “pres sekolah” atau klub jurnalistik, di mana almarhum meminta dirinya untuk menjadi pembimbing dan penasehatnya, menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi siswa di luar kurikulum standar.
Namun, takdir berkata lain. Kepergian almarhum yang tiba-tiba ini menghentikan langkah-langkah visionernya. “Takdir telah menggariskan perpisahan,” tutur Lukman dengan nada pilu.
Lukman A Salendra mewakili JENTERANEWS dan pribadi, mendoakan agar almarhum Winda Tunggara mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT. “Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan atas kepergian almarhum,” pungkasnya.
Kepergian Winda Tunggara adalah kehilangan besar bagi dunia pendidikan Sukabumi. Dedikasinya sebagai pendidik, semangatnya dalam berorganisasi, serta ide-ide cemerlangnya akan selalu dikenang. Selamat jalan, Guru.