Wartawan: Ari Ajo
JENTERANEWS.com – Kondisi jalan kabupaten di kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi sangat memprihatinkan dan nyaris tidak bisa dilintasi kendaraan.
Jalan Cipamingkis – Cikarang yang masih berupa tanah merah itu akan berubah menjadi “bubur” dan kubangan kerbau saat diguyur hujan. Dan menjadi medan debu saat musim kemarau dan itu sudah dinikmati selama puluhan tahun oleh ratusan keluarga di desa Cipamingkis dan desa Cikarang di kecamatan Cidolog , yang mayoritas menggantungkan hidup sebagai petani.
Kondisi jalan tanah yang berada diperbukitan ini jauh dari kata layak medannya mirip jalur off road, dan memacu adrenalin bagi siapa saja yang melewatinya, terlebih saat musim penghujan.

Warga sering memperbaiki jalan dengan alat seadanya, namun saat hujan datang hasilnya sia-sia.
Jalan di Kedusunan Cikadu Desa Cipamingkis ini, hanya beralas bebatuan dan tanah, dimana sebagian titik bebatuan sudah habis dan hancur tak tersisa, dan beberapa titik masih terlihat bekas rabat beton yang juga sudah hancur.
Saat musim penghujan, akses jalan tanah yang sebagian besar bersisian dengan kawasan perkebunan ini nyaris tidak bisa dilewati sepeda motor apalagi mobil, bahkan para pejalan kaki sesekali harus merangkak saat melewati jalan ini. Dan warga di sana hanya bisa pasrah, sesekali menjerit dalam hati.
“Setahu saya, dari saya kecil sampai setua ini, bahkan dari zaman kakeknya kakek saya sampai sekarang, keadaan jalannya ya masih seperti ini saja (jalan tanah). Memang di tahun 2022 kemari ada pembangunan jalan cuma 1 KM,” kata Pian Saupik, warga setempat, Senin (1/5/2023).
Ia menuturkan, ketika musim penghujan maka hidup mereka terisolir. Karena saat itu jalan dipenuhi air dan mirip bubur dan seperti kubangan kerbau, sulit dilewati baik oleh motor trail, bahkan pejalan kaki sekalipun, jangan ditanya mobil, sebab bagi warga di sana keberadaan mobil adalah sesuatu yang langka dan aneh.
Saat kondisi seperti ini, mereka tidak bisa keluar dari kampungnya itu Bahkan jika ada warga yang sakit, terpaksa harus di tandu.
“Yang menyedihkan jika ada warga yang sakit harus dipikul sampai ke jalan Cidolog, kadang ada yang jatuh, dan banyak yang tidak tertolong (meninggal dunia),” ujar Pian, diamini warga lainnya.
Agus, warga lainnya menuturkan, saat ini warga hanya bisa pasrah sembari menunggu pemerintah membangun jalan tersebut.
“Karena selama ini kami dicekoki Ansor alias angin sorga setiap mau Pilkada dan Pileg. Kami ini warga miskin, bisa makan saja sudah syukur,” katanya.
Rupanya impian Pian, Agus dan ratusan warga di desa Cipamingkis dan desa Cikarang untuk bisa menikmati jalan yang bagus dan layak itu, sepertinya belum juga bisa terwujud.
Bisa jadi suara mereka selama puluhan tahun ini belum tersampaikan dan didengar oleh pemerintah dan wakil mereka di gedung parlemen, sehingga jeritan mereka belum terjawab. (*)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.