JENTERANEWS.com – Suasana mencekam menyelimuti Mapolres Sukabumi di Jalan Jenderal Sudirman, Citepus, Pelabuhanratu pada Jumat (21/2/2025) malam. Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, berbondong-bondong mendatangi markas kepolisian setelah mendengar kabar bahwa beberapa warga dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kematian Suherlan alias Samson (33).
Samson, yang dikenal sebagai ‘preman’ di kampung tersebut, tewas secara mengenaskan tak jauh dari rumahnya pada Jumat petang. Tubuhnya ditemukan bersimbah darah dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Samson tewas dihakimi massa yang geram atas ulahnya.
Rombongan massa tiba di Mapolres Sukabumi sekitar pukul 21.00 WIB dengan menggunakan mobil dan sepeda motor. Mereka datang dengan tujuan memberikan keterangan secara langsung kepada pihak kepolisian terkait kejadian yang menewaskan Samson.
Namun, kedatangan mereka tidak berjalan mulus. Pihak kepolisian langsung menutup gerbang Mapolres, sehingga puluhan warga tidak bisa masuk. Penutupan gerbang ini memicu kemarahan warga, terutama ibu-ibu yang terlihat emosional.
“Ibu-ibu juga ingin ngasih keterangan!” teriak seorang ibu yang mencoba menerobos masuk.
Negosiasi pun dilakukan untuk meredakan ketegangan. Beberapa perwakilan warga akhirnya diizinkan masuk untuk memberikan keterangan di Satreskrim Polres Sukabumi.
Meski demikian, warga tetap menunggu di luar gerbang dengan perasaan khawatir. Mereka takut jika orang-orang yang dijadikan saksi akan ditahan atau bahkan ditetapkan sebagai tersangka.
“Jam 11 ini tidak pulang, kita akan ke sini lagi,” ujar seorang warga dengan nada ancaman.
Warga juga mengungkapkan kekesalan mereka terhadap Samson yang selama ini dianggap meresahkan. Beberapa waktu lalu, warga bahkan sempat melakukan aksi protes untuk menolak keberadaan Samson di lingkungan mereka.
“Jadi tidak mungkin perwakilan warga kita ditahan, hanya dimintai keterangan, khususnya mereka yang mengetahui kejadian di masjid,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya, mencoba menenangkan massa.
Sebelumnya, Samson dikabarkan sempat mencari seseorang dan terlibat duel senjata tajam sekitar pukul 16.30 WIB. Akibat duel tersebut, seorang warga mengalami luka serius dan dilarikan ke RSUD Palabuhanratu.
Setelah kejadian itu, puluhan warga yang geram langsung menghakimi Samson hingga tewas di tempat. Tubuhnya ditemukan penuh luka dari kepala hingga kaki, terkapar di dekat selokan di pinggir jalan.
Seorang warga yang berada di lokasi mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, Samson terlihat mondar-mandir sambil membawa senjata tajam. “Saya lihat dia jalan muter-muter sambil bawa golok. Orang-orang yang berpapasan langsung menjauh, takut dia ngamuk,” ujar warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga lainnya menambahkan bahwa Samson sempat ditegur, tetapi ia justru menanggapinya dengan santai. “Sempat ditegur, tapi dia malah bilang ‘sudah diam, lain (bukan) urusan’,” ujarnya.
Menurutnya, Samson sempat berduel dengan seseorang yang tidak dikenal sebelum akhirnya dikeroyok massa. “Sempat duel dulu, entah dengan siapa, yang pasti bukan warga sini. Setelah itu banyak massa dan tahu-tahu dia sudah tergeletak,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, puluhan warga masih menunggu di depan Polres Sukabumi. Sementara itu, perwakilan warga masih dimintai keterangan oleh pihak kepolisian di ruangan Satreskrim Polres Sukabumi.
Pihak kepolisian masih melakukan investigasi lebih lanjut terkait kasus ini. Belum ada keterangan resmi yang diberikan oleh pihak kepolisian terkait status para saksi dan motif secara terperinci kejadian tersebut.(*)