JENTERANEWS.com – Upaya penipuan berkedok Program Indonesia Pintar (PIP) nyaris menimpa seorang ibu rumah tangga di Kampung Cigaluga, Desa Gunungbentang, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. Pelaku yang mengaku petugas pemerintah dan mengenakan pakaian batik ini gagal melancarkan aksinya setelah calon korbannya, Ibu Eti, mendapatkan peringatan dari tetangga, Rabu (30/4/2025).
Peristiwa ini bermula ketika seorang pria tak dikenal mendatangi kediaman Ibu Eti di Kampung Cigaluga RT 4 RW 1. Pria tersebut mengenakan pakaian batik rapi, menciptakan kesan sebagai petugas resmi dari instansi pemerintah. Kepada Ibu Eti, pelaku menyampaikan kabar gembira bahwa anaknya terdaftar sebagai penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) dengan nilai bantuan sekitar Rp 2 juta yang bisa segera dicairkan.
Namun, iming-iming bantuan tersebut disertai dengan syarat yang mencurigakan. Ibu Eti dimintai sejumlah uang di muka sebesar Rp 450 ribu dengan dalih untuk biaya administrasi pencairan dana PIP tersebut.
“Dia bilang anak saya dapat PIP sekitar dua juta yang bisa dicairkan. Tapi saya diminta uang dulu empat ratus lima puluh ribu katanya untuk administrasi,” ujar Ibu Eti menceritakan pengalamannya yang nyaris menjadi korban penipuan.
Terbuai dengan janji mendapatkan bantuan tunai, Ibu Eti sempat percaya dan bergegas mencari uang tunai sebesar Rp 450 ribu tersebut. Ia bahkan berupaya meminjam uang kepada tetangganya demi bisa memenuhi permintaan pelaku agar dana PIP anaknya segera cair.
Beruntung, niat Ibu Eti meminjam uang ke tetangga disambut dengan kehati-hatian. Erik, salah seorang tetangganya, justru menasihati Ibu Eti agar berhati-hati karena modus seperti itu patut diduga sebagai penipuan.
Mendapati Ibu Eti mulai mendapatkan pemahaman dan peringatan dari tetangganya, pelaku yang diduga penipu tersebut terlihat panik. Ia segera bergegas pergi meninggalkan lokasi tanpa berhasil mendapatkan uang yang diminta.
Erik membenarkan bahwa pria tersebut memang sebelumnya terlihat di kampung sebelah, yaitu Kampung Pasir Gudang, Desa Gunungbentang. “Sebelumnya pelaku datang ke kampung sebelah yaitu kampung Pasir Gudang, Desa Gunungbentang,” jelas Erik.
Menurut Erik, modus pelaku di kampung sebelah adalah berpura-pura mendata keluarga yang memiliki anak masih bersekolah. Diduga, informasi bahwa Ibu Eti memiliki anak usia sekolah didapatkan pelaku dari hasil pendataan fiktif di kampung tetangga tersebut, yang kemudian digunakannya untuk melancarkan aksinya di Kampung Cigaluga.
Peristiwa ini menjadi penyadaran bagi warga untuk senantiasa waspada terhadap pihak-pihak tak dikenal yang datang menawarkan program bantuan dengan meminta uang muka atau biaya administrasi dalam bentuk apapun. Masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi informasi mengenai program pemerintah melalui kanal-kanal resmi dan tidak mudah percaya pada tawaran yang mencurigakan.(*)
(Hamjah)