Wartawan M. Hamjah
Longsor dan pergerakan tanah menimpa tiga kampung di Desa Cimenteng, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi. Akibat bencana alam tersebut, akses jalan menuju desa yang terletak di lembah itu terputus total. Kerugian yang ditimbulkan longsor dan pergerakan tanah mencapai ratusan juta rupiah.
“Penyebab tanah longsor dan pergerakan tanah di desa kami adalah curah hujan yang sangat tinggi. Akibatnya sekitar 500 kepala keluarga tidak bisa beraktivitas dengan normal,” kata Kepala Desa Cimenteng, Herry Sobar Winara, S.Kom. kepada wartawan, Senin (16/11/2020) pagi.
Pergerakan tanah dan longsor itu terjadi pada Ahad (15/11/2020) kira-kira pukul 16.00 WIB sore. Bencana terjadi di tengah hujan deras ketika sebagian besar warga sedang berada di rumahnya masing-masing. Kejadiannya hampir serentak di tiga kampung yaitu Kampung Sindangsari, Kampung Pataruman, dan Kampung Pasirbandera.
Setelah diguncang pergerakan tanah, Jalan Sindangsari sepanjang 30 meter ambruk dan terputus total. Selain itu enam unit rumah warga mengalami rusak sedang akibat tertimpa material longsoran dan pergerakan tanah.
“Akses jalan yang menghubungkan Desa Cimenteng dengan Desa Nagrakjaya di Kampung Sindangsari terputus total dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat,” ujar Herry.

Begitu juga di Pataruman, jalan di kampung tersebut tertimbun material longsoran. Akses menuju kampung tersebut tidak dapat dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor.
“Di Kampung Pasirbandera terjadi tebing longsor yang menimpa satu rumah warga. Kami masih mendata kerusakan dan nilai kerugian akibat bencana tersebut,” tutur Herry.

Hasil perhitungan sementara menunjukkan, kerugian akibat bencana tersebut kira-kira Rp300 juta. Kades Herry warga Desa Cementeng untuk terus berhati-hati. Sebab sebagian besar wilayah Desa Cimenteng memiliki tanah labil dan rentan bagi terjadinya longsor. (*)