Akibatnya sampah dari kegiatan jual beli di pasar menjadi terbengkalai. Tumpukan sampah menggunung di sudut pasar, sebagian berserakan di depan WC pasar. Orang tidak bisa membedakan antara WC dan bak sampah.
Penumpukan sampah itu terjadi sejak beberapa tahun lalu dan berlangsung hingga saat ini. Di pasar tersebut tidak ada petugas khusus yang bertugas untuk membersihkan lingkungan pasar. Begitu pun tidak ada truk pengangkut sampah yang melintas ke daerah Kecamatan Cidadap.
Pasar Cibarengkok merupakan pasar mingguan yang aktif setiap hari Kamis. Beberapa pedagang mengatakan, mereka dipungut uang kebersihan setiap hari pasar.
“Uang kebersihan diminta oleh petugas pasar setiap minggu, tapi sayang kebersihannya tidak terjaga,” kata Titin, salah satu pedagang.
Menurut dia kadang-kadang pedagang sendiri yang membersihkan pasar. ”Sering pula saya sendiri yang membersihkan area pasar, padahal bukan hanya uang retribusi yang saya bayar, uang kebersihan pun selalu di minta oleh petugas pasar,” tuturnya.
Tumpukan sampah itu sangat mengganggu kenyamanan para pedagang dan menyebabkan bau dan kotor.
Hal senada di sampaikan oleh Jarkon yang masih warga pasar. Tumpukan sampah, kata dia, tidak hanya di area pasar juga ada di pinggir jalan. Sejak zaman nenek moyang, ke wilayah Kecamatan Cidadap belum pernah ada truk pengangkut sampah yang beroperasi. (*)