JENTERANEWS.com -Seorang perempuan lanjut usia di kampung Ciherang RT 11 RW 03 Desa Margaluyu Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Mak Ipah harus berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setelah suaminya meninggal dunia.
Tinggal di gubuk reyot berukuran 4×5 meter dengan kondisi rumah yang sudah sangat memperihatinkan, Mak Ipah mencoba bertahan hidup. Saat jenteranews.com berkunjung ke lokasi, rumah tersebut sudah tidak layak huni. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu bercampur papan kayu, sudah lapuk dan bolong dimakan rayap. Di dalam rumah hanya ada satu bale tempat biasa Mak Ipah merebahkan diri dan beristirahat.

MEMPRIHATINKAN: Kondisi rumah Mak Ipah hampir roboh di Desa Margaluyu Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi.
Secara keseluruhan rumah Mak Ipah sudah miring dan nyaris roboh. Ketika musim panas, cahaya matahari pun bisa tembus sampai ke dalam rumah yang lebih mirip gubuk.
Mak Ipah mengaku tak mampu lagi memperbaiki rumahnya karena memang tak punya apa-apa.
Jika malam tiba, wanita tua itu mengandalkan lampu pelita sebagai alat penerangan. Namun, kadang dirinya harus gelap-gelapan karena tidak memiliki uang untuk sekadang membeli minyak tanah.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mak Ipah kadang membersihkan kebun orang, buruh tanam padi, atau buruh memanen padi dan buruh tani lainnya bila ada yang menyuruh.
Kendati hidup serba kekurangan, dikatakannya bantuan rumah layak huni belum pernah ia dapat. Mak Ipah ini tidak bermimpi untuk tinggal di istana yang bergelimang kemewahan. Dia hanya berharap sebuah hunian yang layak untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan panas.
Sementara Kepala Desa Margaluyu, H. Suherlan, saat dihubungi lewat telepon, mengatakan, Mak Ipah itu penerima program BPNT, namun dirinya tidak mengetahui kondisi Mak Ipah.
Saya tidak tahu kondisi rumahnya, dan saya belum dapat laporan dari ketua RT,” singkatnya..(*)